ARTICLE AD BOX

Malam hari di Saka Coffee Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur, diwarnai suasana yang tenang, dengan pengunjung yang datang untuk melepas lelah atau menyelesaikan sisa pekerjaan sebelum pulang ke rumah.
Tak banyak yang lalu-lalang, hanya beberapa pengunjung yang asyik dengan aktivitasnya masing-masing. Di salah satu sudut, sekelompok anak muda mengobrol santai.
Di sisi lain, terlihat seseorang yang tampak serius menatap layar laptop. Terdapat pula seorang ibu yang datang bersama anak-anaknya. Mereka duduk santai sambil menikmati camilan ringan.
Yang terasa berbeda bukanlah pengunjungnya, melainkan musik yang mengalun. Tak ada lagi terdengar playlist Hindia, .Feast, Rumahsakit hingga Lomba Sihir — yang populer di kalangan anak muda — yang biasa diputar di kafe itu.

Kini, di tempat itu hanya terdengar musik-musik instrumental di setiap sudut ruangan. Apa sebabnya? Takut kena royalti.
Kevin (28), head barista di Saka Coffee, menceritakan bahwa perubahan ini ...