ARTICLE AD BOX

Krisis pendidikan global yang diungkap laporan McKinsey & Company menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh anak di negara berpenghasilan rendah dan menengah terjebak dalam "kemiskinan belajar," tidak mampu membaca teks sederhana di akhir sekolah dasar (Bryant et al., 2024). Di Indonesia, tantangan ini diperparah oleh skor PISA 2022 yang menunjukkan literasi dan numerasi siswa jauh di bawah rata-rata internasional (matematika: 379, sains: 398, membaca: 371) (OECD, 2023).
Kesenjangan efektivitas pembelajaran antar-wilayah, metode pengajaran tradisional yang berfokus pada hafalan, dan terbatasnya kompetensi guru semakin memperumit masalah. Dalam konteks ini, pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam yang digagas Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu'ti, menawarkan terobosan visioner untuk mentransformasi pendidikan menuju visi Indonesia Emas 2045. Deep learning fokus pada pengembangan kemampuan siswa untuk memahami, mengaplikasikan, dan mentransfer pengetahuan ke situasi baru, menekankan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, kolaborasi, dan komunikasi. Meski menghadapi tantangan sistemik, pendekatan ini memiliki potensi besar untuk menghadirkan pendidikan bermutu dan inklusif ketika diimplementasikan dengan strategi yang tepat.
Makna dan Filosofi Pembelajaran Mendalam
Deep learning didefinisikan sebagai pendekatan yang menciptak...