Riset: Perusahaan Batu Bara Indonesia Punya Modal Kuat untuk Transisi Energi

1 minggu yang lalu 6
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi tambang batu bara. Foto: Shutterstock

Energy Shift Institute (ESI) menilai perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia perlu segera melakukan diversifikasi usaha dan memulai transisi energi selagi masih memiliki kekuatan finansial.

Mengacu pada laporan terbaru Energy Shift Institute (ESI) Coal in Indonesia Paradox of Strength and Uncertainty, sektor pertambangan dan jasa batu bara nasional menghasilkan laba bersih hingga USD 31,4 miliar selama 2019-2023, hanya kalah dari sektor perbankan.

Sektor batu bara juga seolah tidak terdampak tren penurunan permintaan global, dengan produksi terus naik dan mencapai rekor 836 juta ton pada 2024 atau naik 7,9 persen dari tahun sebelumnya.

Meski demikian, ESI mengingatkan kondisi tersebut tidak akan berlangsung dalam jangka panjang. Sebab, perubahan dunia menuju energi hijau berisiko menciptakan situasi yang lebih kompleks bagi industri batu bara ke depannya.

“Kemampuan industri batu bara menghasilkan keuntungan besar dalam beberapa tahun terakhir hanyalah lonjakan sementara, sebuah karakter industri komoditas yang kerap berfluktuasi, dan bukan keunggulan struktural," kata principal dan pemimpin kajian transisi batu bara Indonesia ESI, Hazel Ilango, dalam keterangannya, Rabu (18/6).

Saat ini, menurut Hazel, sektor batu bara menjadi pondasi bagi perekonomian Indonesia, yang berkontribusi signifikan pada penerimaan negara, pendapatan devisa, keuntungan korporasi, dan lapangan kerja.

Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) di tingkat nasional sekitar 3,6 persen dalam beberapa tahun terakhir. Di daerah-daerah penghasil batu bara, kontribusi s...

Baca Selengkapnya