Neraca Dagang RI-AS Masih Surplus hingga Juni 2025, BPS Kaji Dampak Tarif Trump

18 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
Kapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal HidayatKapal melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (13/2/2023). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Badan Pusat Statistik (BPS) memastikan neraca perdagangan Indonesia terhadap Amerika Serikat (AS) masih surplus hingga Juni 2025. Sejauh ini, BPS masih mengkaji dampak penerapan tarif resiprokal yang berlaku hari ini, Jumat (1/8).

BPS mencatat neraca perdagangan kumulatif sepanjang Januari hingga Juni 2025 alias semester I 2025 mengalami surplus sebesar USD 19,48 miliar. Penyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia terbesar pada periode tersebut yakni AS sebesar USD 8,57 miliar.

"Kami perlu melakukan kajian lebih lanjut untuk melihat dampak tarif Trump ke neraca perdagangan barang Indonesia ke AS, dan sampai Juni 2025 ini neraca perdagangan Indonesia dengan AS masih surplus," kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, saat Rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (1/8).

Pudji menyebutkan, BPS perlu mengkaji lebih lanjut dampak tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump, karena tidak semua komoditas dari Indonesia dikenakan pungutan tersebut.

Adapun AS akan mengenakan tarif impor terhadap barang dari Indonesia sebesar 19 persen yang akan berlaku pada 1 Agustus 2025. Angka tersebut berhasil turun dari rencana awal sebesar 32 persen.

Dia pun mencatat, ekspor nonmigas Indonesia ke AS pada Juni 2025 menurun sekitar 2,05 persen dibandingkan Mei 2025, namun melesat hingga 33,49 persen dibandingkan Juni 2024....

Baca Selengkapnya