ARTICLE AD BOX

Surplus perdagangan Indonesia pada April 2025 diprediksi melemah dibandingkan bulan sebelumnya, seiring dampak libur panjang Idulfitri dan tren penurunan harga komoditas ekspor utama. Meski demikian, neraca masih diperkirakan tetap berada di zona surplus.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia akan menyempit menjadi USD 3,10 miliar dari USD 4,33 miliar pada Maret 2025. Penurunan ini disebabkan oleh perlambatan ekspor dan impor akibat faktor musiman.
“Surplus perdagangan Indonesia diperkirakan akan menyusut pada April 2025, dipengaruhi oleh liburan Idul Fitri,” ujar Josua kepada kumparan, Senin (2/6).
Ia menjelaskan, aktivitas ekspor dan impor biasanya melambat selama periode libur Lebaran, dan kali ini diperparah oleh harga komoditas yang lebih lemah.
Ekspor Indonesia pada April diprediksi mengalami kontraksi sebesar 9,22 persen secara bulanan (month-to-month), meskipun secara tahunan masih tumbuh positif sebesar 7,60 persen. Selain faktor musiman, harga komoditas seperti CPO dan batu bara yang lebih lemah juga turut menekan kinerja ekspor.
Sementara itu, impor diperkirakan turun 4,83 persen secara bulanan, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 6,57 persen. Meski menurun, kontraksi impor lebih kecil dibandingkan ekspor. Hal ini disebabkan oleh percepatan aktivitas impor sebelum pemberlakuan tarif balasan dari Amerika Serikat terhadap barang-barang China.
