Pemkot Yogya Gratiskan Pengobatan Pasien Leptospirosis

15 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (5/6/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparanWali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (5/6/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Yogya) menggratiskan pengobatan bagi masyarakat yang bergejala leptospirosis, penyakit dengan bakteri menyebar melalui air seni tikus.

Kebijakan ini menyusul terjadinya sejumlah kasus leptospirosis di Kota Pelajar.

"Ada kebijakan baru contohnya begini, semua pasien yang bergejala leptospirosis itu akan datang ke rumah sakit meskipun gejalanya ringan jam berapa pun diterima sebagai pasien emergency," kata Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo kepada wartawan di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (1/8).

Hasto mengatakan gejala leptospirosis biasanya panas, mual-mual, sakit kepala, hingga nyeri linu-linu.

"Kita punya coverage di luar BPJS. Memakai Jamkesda. Sehingga dalam rangka untuk menanggulangi kedaruratan ini kita juga akan menggratiskan mereka yang punya gejala atau terdiagnosis. Kalau BPJS tidak masuk (tidak punya), dengan anggaran Jamkesda dari Kota Yogyakarta ini," katanya.

Selain itu, Pemkot Yogyakarta juga memastikan ketersediaan obat-obatan untuk leptospirosis ini.

"Kita melengkapi obat-obat dan alat. Karena alat diagnosis ini sederhana pemeriksaan darah, pemeriksaan antibodi, pemeriksan fisik diagnostik," jelasnya.

"Obatnya tidak sulit juga. Kita sediakan full ada di puskesmas," bebernya.

Setiap hari, masing-masing wilayah juga diminta untuk melaporkan perkembangan terkini kasus leptospirosis.

"Masyarakat saya mengimbau kebersihan dijaga," jelasnya.

Sampai saat ini Pemkot Yogya belum menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus leptospirosis. Tercatat ada 21 kasus leptospirosis...

Baca Selengkapnya