ARTICLE AD BOX

Ali Murtado (20) menjalani salah satu malam paling mencekamnya, selama 1 tahun menjalani studi di Iran. Ia mendengar suara ledakan silih berganti, kala menginap di Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran.
Mahasiswa asal Gresik, Jawa Timur, yang sedang menempuh pendidikan di Al-Mustafa International University, Iran, itu menjadi salah satu WNI yang berhasil dievakuasi dari tengah konflik Iran–Israel. Ia tiba di Indonesia pada Selasa (24/6) bersama 10 orang lainnya yang berhasil dievakuasi dari Iran.
Sebetulnya, Ali di Iran tinggal di kota Qom. Kota ini relatif aman, dan tak ada serangan dari Israel.
Namun beberapa waktu terakhir, suasana berubah. Ketegangan dan ancaman serangan membuat komunitas WNI di Iran semakin waspada. Hingga akhirnya, satu pesan penting muncul di grup komunikasi mereka, evakuasi akan dilakukan.
“Karena kita di Iran ada grup WNI ya, kita di Teheran ada grup WNI, yang mana sebelum penyerangan Iran dan Israel itu, sebelum memanasnya, ada berita-berita di grup WNI bahwa WNI di Iran akan dievakuasi,” kata Ali.
Maka berangkatlah ia dari Qom menuju Teheran. Sesampainya di ibu kota, Ali menginap semalam di KBRI. Namun tempat yang semestinya menjadi zona aman justru diliputi ancaman.
“Saya menginap di sana semalam, dan kondisi di sana cukup mencekam karena ada serangan dari Israel di beberapa saat, dan berhenti beberapa saat, dan kadang-kadang lanjut,” ucap Ali.
“Iya, saya sempat dengar,” tambahnya ketika ditanya...