Kisah Mbah Tohan: Maestro dan Pelestari Kesenian Banyuwangi 'Angklung Caruk'

3 minggu yang lalu 9
ARTICLE AD BOX
 kumparanPelestari 'Angklung Caruk' kesenian Banyuwangi, Mbah Tohan. Foto: kumparan

Denting bambu Angklung Caruk memenuhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Singojuruh, Sabtu (31/5) malam.

Ribuan masyarakat terpaku pada panggung, menikmati alunan musik tradisional khas Banyuwangi yang syahdu.

Di balik semaraknya pagelaran bertajuk "Paglak Menyingsing, Senja Berkisah" ini, ada satu sosok yang menjadi sorotan utama, yaitu Mbah Tohan, maestro Angklung Caruk berusia 74 tahun yang tak lelah menularkan semangat pelestarian budaya.

Kegiatan yang digagas Sanggar Jiwa Etnik Blambangan ini memang didedikasikan khusus untuk menghormati kiprah Mbah Toha. Ia adalah salah satu maestro Angklung Caruk yang hingga kini masih aktif memainkan dan mengajarkan kesenian ini.

 kumparanPelestari 'Angklung Caruk' kesenian Banyuwangi, Mbah Tohan. Foto: kumparan

Sejak muda, Mbah Tohan mengabdikan hidupnya untuk Angklung Caruk, memastikan setiap nada dan ritme tetap lestari di tengah gempuran modernisasi.

"Bapak Tohan merupakan salah satu Maestro Angklung Paglak di Banyuwangi yang hingga saat ini masih eksis. Kegiatan malam ini merupakan puncak dari beberapa rangkaian kegiatan," ujar Adlin Mustika Alam, Ketua Sanggar Jiwa Etnik Blambangan.

Sebagai bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga warisan tak benda bangsa, pertunjukan ini merupakan puncak dari program dokumentasi karya dan pengetahuan maestro yang didukung oleh Dana Indonesiana, LPDP, serta Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

 kumpa...                    </div>

                    <div class= Baca Selengkapnya