ARTICLE AD BOX

Kementerian Perdagangan (Kemendag) buka suara soal fenomena beras di toko ritel modern yang langka setelah adanya kasus beras oplosan.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, mengatakan kelangkaan beras di toko ritel modern bukan karena penarikan.
“Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) itu sebenarnya nggak menarik (beras), cuma sekarang itu lebih berhati-hati menerima beras baru dari supplier. Mereka betul-betul melakukan pengecekan,” kata Iqbal di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (4/8).
Iqbal menjelaskan, verifikasi dilakukan pengusaha ritel terhadap produk beras salah satunya mengenai kesesuaian antara informasi dalam kemasan dengan produk di dalam kemasan.
Selain itu, pengusaha ritel juga memeriksa label Standar Nasional Indonesia (SNI) produk-produk beras yang masuk ke toko ritel modern sebelum dijajakan di rak.
Verifikasi ini membuat proses masuknya produk ke toko hingga dipajang menjadi lebih lama dari biasanya. Hal tersebut yang kemudian menyebabkan kosongnya rak-rak beras di toko ritel modern.
“Sehingga memang beras-beras yang dipajang pada akhirnya dari gerai-gerai anggota Aprindo itu agak lambat perputarannya. Karena ada proses verifikasi di situ. Jadi memang Aprindo dengan anggotanya sekarang ini berhati-hati,” jelas Iqbal.