ARTICLE AD BOX

Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) menyerukan penghentian segera perang antara Israel dan Iran yang telah memanas sejak 13 Juni 2025. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers tokoh-tokoh agama dan kepercayaan lintas iman di Gedung Graha Oikumene, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (23/6).
Ketua I ICRP sekaligus Ketua PBNU, Ulil Abshar Abdalla, membuka konferensi dengan menekankan bahwa pertemuan ini lahir dari keprihatinan kolektif atas konflik yang membahayakan kemanusiaan.
"Ini adalah wujud dari keprihatinan dan kecemasan kami terhadap perkembangan yang berlangsung di Timur Tengah," ujar Ulil dalam konferensi pers.
Ia juga menegaskan bahwa konflik tersebut bukan perang agama dan mengimbau masyarakat untuk tidak terbawa oleh narasi yang menyimpang.
"Agama Yahudi, Kristen, dan Islam adalah agama yang leluhurnya sama, yaitu Ibrahim. Kita semua mencintai perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan," lanjutnya.
Dewan Kehormatan ICRP sekaligus perwakilan umat Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo, turut menyuarakan bahwa perang tidak akan pernah menghasilkan kemenangan sejati.
"Di dalam perang tidak ada pemenang. Kalaupun merasa menang secara militer, tetap tidak ada yang menang karena ini semua adalah kekalahan terhadap kemanusiaan," tuturnya.
Oleh karenannya, Ia menambahkan bahwa Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi suara perdamaian seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.