Ekspor LNG 2025 Diproyeksi Turun, SKK Migas: Prioritas Dalam Negeri

13 jam yang lalu 5
ARTICLE AD BOX
 Aerial-motion/ShutterstockIlustrasi tanker LNG. Foto: Aerial-motion/Shutterstock

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut proyeksi ekspor gas alam cair (liquified natural gas/LNG), turun tahun ini lantaran untuk mengutamakan kebutuhan di dalam negeri.

SKK Migas memperkirakan penurunan ekspor LNG dibandingkan dengan 2024. Indonesia berencana mengekspor sekitar 150 kargo LNG pada 2025, sedangkan pasar domestik akan mengkonsumsi 86 kargo.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengatakan ada pengalihan (swap) karena produksi gas diprioritaskan untuk dalam negeri.

"Ya intinya ada swap, perlu diingat bahwa yang namanya pasokan gas itu kita prioritasnya sesuai dengan arahan Bapak Presiden adalah pasokannya diprioritaskan untuk kebutuhan dalam negeri," jelasnya kepada awak media di Jakarta, Jumat (25/7).

Hudi menjelaskan, kontrak jual beli LNG memerlukan proses negosiasi dan evaluasi secara periodik, tidak hanya dari sisi regulator, namun juga terhadap para pembeli (buyer).

Adapun sejauh ini, produksi gas mayoritas diserap di dalam negeri sebesar 70 persen, sementara sisanya 30 persen diekspor. Biasanya, ekspor gas tersebut berbentuk LNG.

"Terkait dengan 30 persen itu kan ada kontraktual, yang mungkin kita harus penuhi dan lain-lain. Jadi secara umum kita akan menyelesaikan itu secara periodik dan itu nanti kita akan update juga kira-kira berapa lama," tutur Hudi.

Meskipun begitu, Hudi belum bisa menjelaskan seberapa tahan pasokan LNG untuk dalam negeri. Hanya saja, dia menyebut SKK Migas akan memutar otak untuk tetap memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Tapi tetep upaya dari SKK Migas adalah pengutamaan dari kebutuhan domestik, sesuai den...

Baca Selengkapnya