WHO: Wabah Virus Chikungunya Berisiko Menyebar ke Seluruh Dunia

8 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 AUUSanAKUL/ShutterstockIlustrasi nyamuk DBD pada kulit manusia. Foto: AUUSanAKUL/Shutterstock

Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengeluarkan peringatan serius soal potensi menyebarnya wabah virus chikungunya secara global. WHO menyerukan aksi segera, untuk mencegah terulangnya wabah besar seperti dua dekade lalu.

Chikungunya adalah penyakit virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk dan bisa menyebabkan demam serta nyeri sendi parah. Dalam beberapa kasus, penyakit ini bahkan bisa berujung pada kematian.

"Chikungunya memang belum dikenal luas, namun virus ini telah terdeteksi dan menyebar di 119 negara di dunia, menempatkan 5,6 miliar orang dalam risiko," ujar Diana Rojas Alvarez, pakar WHO, dalam konferensi pers di Jenewa dilansir Science Alert.

Ia mengingatkan kembali peristiwa pada tahun 2004-2005, ketika wabah chikungunya menyebar cepat di kawasan Samudra Hindia, menyerang wilayah-wilayah kecil sebelum akhirnya menjalar ke seluruh dunia dan menginfeksi hampir setengah juta orang.

“Sekarang WHO melihat pola yang sama kembali muncul. Sejak awal 2025, Reunion, Mayotte, dan Mauritius sudah melaporkan wabah besar. Di Reunion saja, sepertiga dari populasi diperkirakan telah terinfeksi,” kata Rojas Alvarez.

Gejala Mirip DBD dan Zika, Sulit Didiagnosis

Gejala chikungunya sangat mirip dengan demam berdarah dan virus Zika, seperti demam tinggi dan nyeri otot serta sendi, membuatnya sulit untuk dibedakan dan didiagnosis secara cepat. Ini yang membuat penyebarannya kerap tak terdeteksi hingga sudah meluas.

Baca Selengkapnya