BUMN Rusia Jadi Operator Blok Tuna, SKK Migas Minta Antisipasi Sanksi Uni Eropa

16 jam yang lalu 2
ARTICLE AD BOX
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, saat Edukasi Media Nasional, Jumat (25/7/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparanKepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, saat Edukasi Media Nasional, Jumat (25/7/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) buka suara soal ancaman 18 paket pembatasan atau sanksi yang menargetkan perdagangan minyak Rusia, sebagai bentuk kecaman atas invasi di Ukraina.

BUMN migas asal Rusia, Zarubezhneft lewat anak usahanya di Asia, ZN Asia Ltd (ZAL), baru saja ditetapkan sebagai operator baru Blok Tuna. ZAL menggantikan mitranya, Harbour Energy, yang hengkang dari blok migas tersebut.

Harbour Energy dan ZAL sebelumnya bermitra di Blok Tuna dengan masing-masing memiliki 50 persen hak partisipasi atau participation interest (PI). Namun, perkembangan blok tersebut terdampak sanksi Uni Eropa dan Inggris selama eskalasi konflik Rusia dan Ukraina.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengatakan Blok Tuna sudah mendapatkan persetujuan plan of development (PoD) Blok Tuna, yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh operator baru.

Selain itu, dia juga meminta jika ada isu-isu yang harus diantisipasi terkait sanksi dari Uni Eropa, maka ZAL perlu langsung menyampaikan kepada pemerintah maupun SKK Migas.

"Kalau pun nanti ada isu-isu yang perlu diantisipasikan, ya harapan kita mereka juga segera menyampaikan kepada kita, kira-kira ada apa," ungkap Hudi kepada awak media di Jakarta, Jumat (25/7).

Baru-baru ini, Uni Eropa melancarkan sanksi kepada kilang minyak Nayara Energy milik India. Sebanyak 49,13 persen saham kilang tersebut dimiliki oleh perusa...

Baca Selengkapnya