Bahlil Rilis RUPTL 2025-2024, PLN IP Kebut Proyek PLTS dari Hulu ke Hilir

3 minggu yang lalu 12
ARTICLE AD BOX
Petugas melakukan perawatan sistem usai peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara Nusa Dua di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (11/11/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTOPetugas melakukan perawatan sistem usai peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Waduk Muara Nusa Dua di Kabupaten Badung, Bali, Jumat (11/11/2022). Foto: Aditya Pradana Putra/ANTARA FOTO

Menindaklanjuti peluncuran resmi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), PLN Indonesia Power (PLN IP) akan mengebut pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hingga 2060.

Direktur Utama PLN IP Edwin Nugraha Putra mengatakan potensi tenaga surya Indonesia yang mencapai 3.295 GW sebagai peluang besar yang akan dimanfaatkan secara optimal.

Dalam RUPTL 2025–2034 menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 Gigawatt (GW), di mana lebih dari 76 persen atau 52,9 GW di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT) dan Storage.

Secara rinci, Indonesia menargetkan pembangunan tenaga surya sebesar 17,1 GW, tenaga hydro sebesar 11,7 GW, Angin 7,2 GW, Panas Bumi 5,2 GW, Bioenergi 0,9 GW, Nuklir 0,5 GW serta alokasi khusus Storage 10,3 GW.

“Indonesia hanya memiliki dua musim, yang memungkinkan pemanfaatan sinar matahari sepanjang tahun untuk pembangkitan listrik berbasis PLTS. Oleh karena itu, kami mengambil langkah strategis dengan membangun industri PLTS dari hulu hingga hilir, sekaligus mempercepat transisi energi menuju Net Zero Emission pada 2060,” jelas Edwin dalam keterangannya dikutip Minggu (1/6).

Di sisi hulu, PLN...

Baca Selengkapnya