ARTICLE AD BOX

PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat laba bersih mencapai USD 25,2 juta atau setara Rp 414,6 miliar (kurs Rp 16.454 per dolar AS) sepanjang semester I 2025.
Laba bersih perusahaan pada paruh pertama tahun 2025 ini menurun sekitar 32,4 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun 2024 atau secara tahunan atau year on year (yoy), yakni USD 37,3 miliar.
Direktur dan Chief Financial Officer Vale Indonesia, Rizky Putra, mengatakan kenaikan harga nikel matte pada kuartal II 2025 dengan volume pengiriman yang lebih tinggi, berkontribusi pada peningkatan total pendapatan mencapai USD 220,2 juta atau naik 7 persen dari USD 206,5 juta pada kuartal sebelumnya.
Harga realisasi rata-rata nikel matte pada kuartal II 2025 mencapai USD 12.091 per ton, sedikit meningkat dari USD 11.932 pada kuartal sebelumnya.
Selain itu, penerapan royalti mineral terbaru, keputusan Vale Indonesia untuk mempercepat jadwal pemeliharaan terencana (sekitar 20 hari) mulai paruh kedua tahun 2025 juga berdampak pada operasi kuartal II 2025.
"Kami akan memiliki baseline yang lebih kuat mulai paruh kedua tahun ini. Kami telah mencapai kesepakatan baru untuk penetapan harga nikel matte dengan para pelanggan dan juga memperoleh persetujuan untuk revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) sekitar 2,2 juta ton bijih saprolit dari blok Bahodopi," kata Rizky melalui keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (31/7).
Rizky mengungkapkan Vale berhasil mempertahankan EBITDA pada tingkat yang sehat senilai USD 40 juta dengan laba bersih positif sebesar USD 3,5 juta untuk kuartal II 2025.