ARTICLE AD BOX

Lampung Geh, Bandar Lampung - Universitas Lampung (Unila) diguncang duka mendalam setelah meninggalnya Pratama Wijaya Kusuma, seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
Kematian Pratama, yang terjadi pada 28 April 2025, diduga disebabkan oleh kekerasan brutal selama Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) FEB Unila.
Insiden ini tidak hanya menjadi tragedi pribadi bagi keluarga Pratama tetapi juga memantik gelombang protes dari mahasiswa, yang menuntut pengusutan tuntas kasus ini.
Peristiwa tragis ini berlangsung dalam bayang-bayang Gunung Betung, Pesawaran, Lampung, pada November 2024, meninggalkan jejak luka mendalam baik fisik maupun psikologis bagi peserta Diksar lainnya.
Apa yang sebenarnya terjadi selama kegiatan yang seharusnya membangun solidaritas dan cinta lingkungan itu?
Kronologi Duka di Kaki Gunung Betung

Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa Universitas Lampung (Unila), meninggal dunia pada 28 April 2025, diduga sebagai akibat dari kekerasan yang dialaminya selama Diksar Mahepel. Kegiatan tersebut berlangsung di kaki Gunung Betung, Pesawaran, Lampung, pada 10-14 November 2024.
Usai pulang dari diksar, kondisi tubuh Pratama tak sesehat sebelumnya, dan sering sakit hingga 28 April 2025 menghembuskan napas terakhir.
Zidan menjelaskan, awal mula kejadian ada 6 orang yang mengikuti diksar, dua di antaranya mengalami pecah gendang telinga dan meninggal dunia.
"Korban 2 o...