Tambang Nikel Membabat Raja Ampat

1 minggu yang lalu 11
ARTICLE AD BOX

Raja Ampat. Jatung segitiga terumbu karang dunia dengan keanekaragaman hayati tertinggi di bumi. Di sinilah tambang nikel berdenyut, membabat hutan di pulau-pulau kecilnya. Persoalan lingkungan berkelindan dengan pariwisata; bertarung dengan kepentingan ekonomi.

***

Beberapa unit ruangan di lantai 19 gedung Equity Tower, Sudirman Central Business District (SCBD) Jakarta Selatan, kini terlihat sepi. Unit-unit yang kosong di lot E hingga H itu sebelumnya dipakai PT Anugerah Surya Pratama (ASP) sebagai kantornya.

Saat kumparan berkunjung ke Equity Tower, Jumat (13/6), resepsionis gedung membenarkan PT ASP sempat menempati unit-unit tersebut. Mereka berkantor di kawasan bisnis terpadu itu sekitar lima tahun. Namun, kini tidak lagi. Petugas gedung menyebut PT ASP pindah sebulan lalu. Ia tak tahu di mana kantor baru mereka.

Pindahnya PT ASP dari Equity Tower sesuai dengan informasi yang ditampilkan pengelola gedung di situsnya. Tak ada nama PT ASP dalam daftar penyewa di lantai 19. Tiga dari empat unit di lantai itu yang dulu ditempati ASP kini berstatus disewakan.

Di Jakarta, keberadaan kantor PT ASP seakan menghilang. Namun di sebuah pulau kecil di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, jejak PT ASP terlihat jelas. Mereka menambang di Pulau Manuran.

 Copernicus Sentinel-2 L2AFoto satelit Pulau Manuran, Raja Ampat. Foto: Copernicus Sentinel-2 L2A

PT ASP merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel di Pulau Manuran yang luasnya hanya 751 hektare. Pulau itu bahkan tak lebih besar dari Kecam...

Baca Selengkapnya