ARTICLE AD BOX

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, yakin penurunan tarif impor dari Amerika Serikat (AS) akan membuka peluang besar bagi masuknya investasi di sektor industri padat karya seperti garmen, tekstil, dan alas kaki.
Semula, Indonesia akan dikenakan tarif 32 persen, lalu AS memangkasnya menjadi 19 persen. Rosan menilai tarif baru tersebut juga membuat produk Indonesia lebih kompetitif dibandingkan negara pesaing.
“Jadi lebih kompetitif karena tarif yang kita dapatkan 19 persen bila bandingkan misalnya dengan negara pesaing kita di produk alas kaki, garmen seperti Pakistan, Bangladesh, itu kurang lebih mereka kena 75 persen,” ujar Rosan kepada wartawan di kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Selasa (29/7).
Meski belum merinci negara mana saja yang berpotensi menanamkan modal di sektor ini, Rosan optimistis iklim investasi bakal semakin menarik usai penurunan tarif tersebut.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global, pemerintah tetap menargetkan realisasi investasi hingga akhir tahun mencapai Rp 1.905,6 triliun.
Hingga semester I 2025, realisasi investasi Indonesia sudah mencapai Rp 942,9 triliun atau 49,5 persen dari target tahunan. Realisasi tersebut tercatat tumbuh 13,6 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.