ARTICLE AD BOX

Perang saudara di Sudan masih berkecamuk. Sebanyak 14 warga sipil dibunuh usai mencoba melarikan diri dari Kota Darfur yang dikepung pasukan paramiliter.
Kelompok Hak Asasi Manusia, Emergency Lawyers, pada hari Senin (4/8), mengatakan pasukan paramiliter--Rapid Support Forces (Pasukan Dukungan Cepat), sebelumnya beroperasi untuk pemerintah--telah berperang di sana sejak Mei 2024 melawan tentara pemerintah.
Paramiliter itu telah melancarkan serangan dan aksi yang mengejamkan di pinggiran kota El-Fasher, wilayah di Darfur Barat, sejak Sabtu (2/8) lalu.
"Puluhan lainnya terluka dan sejumlah warga sipil yang tidak diketahui ditahan," kata Emergency Lawyers mengutip Reuters, Senin (4/8).
Saat mereka melancarkan serangan dua hari lalu, administrasi politik RSF mendesak penduduk untuk mengungsi ke desa Qarni. Namun, di lokasi itu justru 14 warga sipil tewas dibunuh oleh mereka.
"Saya menyerukan kepada Anda untuk meninggalkan El-Fasher dan menuju Qarni, gerbang barat laut kota, tempat pasukan kami dan pasukan aliansi Tasis berada dan akan memastikan keselamatan Anda," ujar Al-Hadi Idris, gubernur Darfur yang ditunjuk RSF.
Tasis adalah aliansi politik yang dipimpin RSF. Akhir bulan lalu mereka menunjuk para pemimpin pemerintahan yang berbasis di ibu kota negara bagian Darfur Selatan, Nyala.
PBB sendiri telah berulang kali memperingatkan tentang pende...