ARTICLE AD BOX

Amerika Serikat (AS) dan China sepakat untuk melanjutkan negosiasi tarif, setelah dua hari pertemuan di Stockholm. Pertemuan ini bertujuan meredakan ketegangan perang dagang yang meningkat antara dua ekonomi terbesar dunia yang dapat mengancam pertumbuhan global.
Mengutip Reuters, Rabu (30/1), belum ada terobosan besar yang diumumkan, dan pejabat AS menyatakan keputusan akhir ada di tangan Presiden Donald Trump, apakah akan memperpanjang gencatan tarif yang berakhir pada 12 Agustus atau membiarkan tarif melonjak kembali ke angka tiga digit. Namun, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, meredam kekhawatiran bahwa Trump akan menolak perpanjangan tersebut.
"Pertemuan berjalan sangat konstruktif," kata Bessent.
"Kami hanya belum memberikan persetujuan akhir," tambahnya.
Setelah kembali ke Washington dari kunjungan ke Skotlandia, tempat ia menandatangani kesepakatan dagang dengan Uni Eropa, Trump mengatakan bahwa Bessent telah memberinya laporan singkat tentang hasil pembicaraan dengan China.
"Ia merasa sangat puas dengan pertemuannya, lebih baik daripada kemarin," ujar Trump.
Setelah berbulan-bulan mengancam mitra dagangnya dengan tarif tinggi, Trump berhasil mengamankan sejumlah kesepakatan dengan Uni Eropa, Jepang, Indonesia, dan negara lainnya. Namun, kompleksitas pembicaraan dengan China meningkat karena besarnya skala ekonomi China serta pengaruhnya terhadap pasokan mineral rare earth global.