ARTICLE AD BOX

Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengenang masa kepemimpinannya selama satu dekade dengan menyoroti sejumlah capaian penting. Terutama di bidang ekonomi, demokrasi, dan peran Indonesia di kancah internasional.
SBY mengungkapkan periode pemerintahannya dari tahun 2004 hingga 2014 bukanlah masa yang mudah. Ia menghadapi berbagai tantangan besar seperti terorisme, bencana alam, hingga krisis keuangan global tahun 2008-2009. Namun, ia menyatakan Indonesia tetap mampu bertahan dan mencatat berbagai kemajuan penting.
“Selama satu dekade, dari tahun 2004 hingga 2014, saya mendapatkan kehormatan untuk memimpin demokrasi terbesar ketiga di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara,” ujar SBY di Asia Economic Summit 2025 yang digelar di Hotel St. Regis Jakarta.
Pertumbuhan Ekonomi Stabil Meski Ada Krisis Global
Selama dua periode pemerintahan SBY, perekonomian Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan yang relatif stabil. berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi berada di angka 5,13 persen pada 2004. Pada tahun tersebut, SBY baru menjabat Oktober atau jelang akhir tahun.
Kemudian pertumbuhan ekonomi naik menjadi 5,6 persen pada 2005. Tahun-tahun berikutnya mencatat kenaikan konsisten: 5,5 persen (2006), 6,3 persen (2007), dan 6,1 persen (2008).
Namun, pada 2009, Indonesia tidak luput dari dampak krisis keuangan global yang melanda dunia. Perlambatan ekonomi global menyebabkan pertumbuhan Indonesia anjlok ke level 4,6 persen, angka terendah dalam periode SBY. Meski begitu, dibandingkan banyak negara lain yang justru mengalami kontraksi ekonomi, Indonesia masih mampu tumbuh positif.