ARTICLE AD BOX

Menyebalkan? Geregetan? Bisa jadi. Dan itu dirasakan banyak orang. Rasa sedih pun tak kuasa datang pula. Namun reaksi orang-orang itu tak membuat Rachmat Gobel goyah. Ia memilih jalan lurus seperti pedang para samurai. Ia memilih jalan beradab seperti para salih pejalan ruhani. Ia memilih jalan patriotik seperti para pendahulu Gorontalo.
Sejumlah politisi di Gorontalo menyesalkan mengapa Rachmat Gobel tak menggunakan uangnya untuk menyuap para hakim di MK, hakim di Pengadilan Negeri, maupun hakim di PTUN. Mengapa Rachmat Gobel tak menggunakan kekayaannya untuk menyuap para komisioner di Bawaslu dan KPU. Juga, mengapa ia tak menyuap para kepala dinas serta pihak lain yang berurusan dengan penerbitan ijazah.
Bahkan, ia tak membeli suara para pemilih melalui serangan fajar untuk memilih para jagoan yang ia dukung. Justru lawan-lawan politiknya diduga telah melakukan semua itu. Inilah yang terjadi pada pilkada 2024 yang disusul pada pilkada ulang pada 2025. “Ini realitas politik saat ini. Suka tidak suka memang kenyataannya seperti itu,” kata sejumlah politisi senior, menyesalkan Rachmat Gobel.
Keperkasaan dan Tragedinya
Rachmat Gobel sebetulnya tak tertarik terjun dalam politik praktis. Sudah banyak orang dari sejumlah partai yang mengajaknya masuk partai. Ajakan itu beralasan. Pertama, ia relatif memiliki cukup kekayaan. Kedua, a...