Mengakhiri Siklus Generasi Sandwich dengan Program Dana Pensiun Lembaga Keuangan

16 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 Pixabay/Andrey Cojocaru)Ilustrasi Sandwich (Sumber: Pixabay/Andrey Cojocaru)

Apakah kamu pernah mendengar istilah "generasi sandwich"? Bukan, ini bukan tentang roti lapis favoritmu, melainkan situasi keuangan yang kini banyak dialami orang di Indonesia. Generasi sandwich adalah kelompok orang dewasa yang terjepit di antara dua tanggung jawab besar: merawat orang tua yang sudah menua dan membesarkan anak-anak mereka sendiri. Mereka harus membagi waktu, tenaga, dan yang paling terasa uang untuk dua generasi sekaligus.

Di Indonesia, fenomena ini bukan hal asing karena sangat melekat dengan budaya kita. Nilai kekeluargaan yang kuat membuat anak merasa wajib membantu orang tua secara finansial di masa tua, sebagai bentuk bakti yang sudah diwariskan turun-temurun. Namun, di tengah biaya hidup yang kian melonjak, tanggung jawab ini bisa jadi beban berat, apalagi kalau kamu juga harus memikirkan pendidikan anak atau kebutuhan rumah tangga.

Menurut definisi yang umum diterima, generasi sandwich menggambarkan orang dewasa yang "terjepit" antara kebutuhan orang tua dan anak-anak mereka. Di Indonesia, budaya gotong royong dan rasa tanggung jawab kepada keluarga memperkuat fenomena ini, tapi juga membawa tantangan finansial yang nyata.

Penyebab Generasi Sandwich di Indonesia

Lalu, kenapa fenomena generasi sandwich sering terjadi di Indonesia? Ada beberapa penyebab yang bisa kita lihat:

  • Kurangnya Perencanaan Keuangan untuk Pensiun: Banyak orang tua di Indonesia yang tidak punya tabungan pensiun memadai. Ketika mereka memasuki usia tua, mereka sering kali bergantung pada anak-anaknya untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari biaya hidup hingga kesehatan.

  • Ekspektasi Budaya yang Kuat: Di Indonesia, merawat orang tua di ...

Baca Selengkapnya