Menbud: Penulisan Ulang Sejarah Ditulis Sejarawan Bukan Aktivis, Ada Uji Publik

2 minggu yang lalu 12
ARTICLE AD BOX
 Denita BR Matondang/kumparanMenteri Kebudayaan Fadli Zon di Bali. Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon memastikan penulisan ulang sejarah Indonesia dikerjakan oleh sejarawan, bukan aktivis apalagi politikus. Sehingga, menurutnya, hasilnya akan profesional.

"Yang menulis sejarah itu adalah profesional. Siapa profesional itu? Ya sejarawan. Yang menulis sejarah bukan aktivis, bukan politisi. Karena kan kalau aktivis, politisi punya perspektif masing-masing," katanya di Bali, Jumat (7/6).

Penulisan tersebut melibatkan 113 sejarawan dari 43 perguruan tinggi.

"Sejarawan yang kita rekrut, bukan rekrut ya, sejarawan yang ikut terlibat itu dari 43 perguruan tinggi, bukan sejarawan-sejarawan yang baru juga mereka tuh memang profesor, PhD, dokter," kata dia.

Selain itu, pemerintah akan mengelar uji publik terhadap hasil penulisan sejarah ulang tersebut sebelum dipublikasikan secara resmi pada Agustus 2025.

"Selesainya nanti bulan Agustus, tapi kita akan ada uji publik," katanya.

Pertama kali, Sejarah Nasional Indonesia ditulis pada tahun 1984. Yang kemudian, ditambahkan dalam sebuah buku berjudul ‘Indonesia Dalam Arus Sejarah’ pada tahun 2012. Sudah tiga belas tahun berlalu, sejak sejarah mengenai Indonesia direvisi.

Baca Selengkapnya