KNKT Soroti Sekoci KMP Tunu Pratama hingga 'Port Clearance' Syahbandar Ketapang

5 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Jakarta, Senin (14/1/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparanKetua KNKT Soerjanto Tjahjono di Jakarta, Senin (14/1/2019). Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mempertanyakan kesiapan sekoci di Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya.

Setidaknya 6 orang tewas dan 30 hilang akibat karamnya kapal rute Ketapang-Gilimanuk milik PT Pasca Dana Sundari yang membawa 65 orang tersebut.

Yang diketahui terkait sekoci sejauh ini adalah hanya 4 penumpang yang selamat karena menggunakan sekoci.

"Di kapal itu ada namanya life raft atau rakit penyelamat atau sekoci. Nah, berapa life raft yang aktif saat itu?" kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di Banyuwangi, Jumat (4/5).

Menurut Soerjanto, sekoci sangat membantu, dapat digunakan para penumpang sampai menunggu tim penyelamat datang.

"Kami juga akan melakukan evaluasi, karena pada waktu kecelakaan (KMP) Yunice atau Rafelia, itu juga mengalami hal yang sama bahwa life raft-nya tidak berkembang semuanya," kata Soerjanto.

Di Selat Bali, KMP Yunice tenggelam pada 2021 (setidaknya 7 korban tewas), dan KMP Rafelia 2 tenggelam pada 2016 (setidaknya 6 tewas).

"Hal-hal yang berulang seperti ini akan menjadi perhatian kami untuk kami segera mengeluarkan semacam rekomendasi untuk dilakukan proses evaluasi mengenai life raft," ujarnya.

Usut 'Port Clearance' dari Syahbandar

Korban selamat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya dipeluk keluarganya di Pelabuhan Ketapang, Kamis (3/7/2025). Foto: Budi Candra Setya/ANTARA FOTOKorban selamat tenggelamnya KMP Tunu Prat...
Baca Selengkapnya