ARTICLE AD BOX

Baru-baru ini netizen disibukkan dengan berbagai kabar dari panggung selebritas di media. Mulai dari pengakuan kisah cinta segitiga, drama perseteruan hingga pesta pernikahan megah dan tamu-tamunya yang mengundang perbincangan. Semua terasa perlu dimuat, mendesak hingga viral. Di waktu yang bersamaan, isu publik seperti gelombang PHK, menurunnya lapangan kerja, kemiskinan, krisis lingkungan hingga masalah sistem lainnya di sektor pemerintahan, seakan hilang dan tenggelam.
Fenomena ini bukanlah hal baru. Banjirnya informasi dan algoritma media yang mengatur beranda, membuat netizen menyaksikan banyak tontonan, baik yang dibutuhkan atau tidak. Sorotan di dunia selebritas bukan lagi menjadi hiburan, tapi sudah menjadi alat distraksi informasi. Bayangkan, berita tentang korupsi bisa tertutup oleh satu klarifikasi selebritas. Tidak dapat dipungkiri, akun media massa ataupun media sosial ikut memperkuat siklus ini, meski menyadari bahwa informasi atau berita yang disajikan tidak berdampak signifikan terhadap kesadaran publik.
Publik (netizen yang mengonsumsi informasi) tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas pemilihan mereka dalam mengonsumsi hiburan. Di sini justru yang perlu dipertanyakan adalah:
Mengapa ruang publik kita menjadi semakin sempit untuk isu-isu penting?Agenda Setting Saat Ini
Pada teori komunikasi massa, ada yang disebut dengan Agenda Setting Theory. Awalnya digagas oleh Walter Lippmann dalam bukunya Public O...