Kemiskinan Kota Naik karena Banyak Kerja Informal, Indef Soroti Bias Data Bansos

11 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 Aditia Noviansyah/kumparanPotret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Persoalan validitas data dalam program bantuan sosial (bansos) dinilai masih bias terhadap masyarakat miskin di wilayah perkotaan. The Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan hal ini memengaruhi kenaikan angka kemiskinan secara statistik, yang bisa juga belum tentu mencerminkan kondisi riil di lapangan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di kota naik dari 6,66 persen menjadi 6,73 persen per Maret 2025, sementara di desa turun dari 11,34 persen menjadi 11,03 persen.

“Lagi-lagi persoalan integrasi data, validitas data untuk program bantuan sosial ini cukup bias (di) perkotaan, karena seringkali untuk masyarakat di wilayah perkotaan justru tidak tersentuh,” kata Kepala Pusat Pangan, Energi, dan Pembangunan Berkelanjutan Indef, Abra P.G. Talattov, dalam diskusi INDEF yang dilaksanakan secara daring, Selasa (29/7).

Ia menjelaskan, banyak masyarakat miskin kota yang bekerja di sektor informal, sehingga kerap luput dari pendataan penerima bansos. Padahal, menurutnya kelompok ini merupakan salah satu yang paling rentan terhadap tekanan ekonomi.

“Itu juga menjadi alarm yang cukup serius yang harus diperhatikan pemerintah karena masyarakat miskin di perkotaan ini sangat sensitif juga terhadap isu-isu sosial dan politik. Ketika terjadi guncangan-guncangan sosial di perkotaan itu biasanya juga akan lebih mudah,” tambah Abra.

 Aditia Noviansyah/kumparanPotret kemiskina...
Baca Selengkapnya