ARTICLE AD BOX

Jumlah kasus leptospirosis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 282 kasus hingga pekan kedua Juli 2025. Kabupaten Bantul mencatat jumlah tertinggi dengan 165 kasus, atau lebih dari separuh total kasus di DIY.
Setelah Bantul, kasus terbanyak tercatat di Sleman dengan 53 kasus, disusul Kulon Progo 32 kasus, Kota Yogyakarta 21 kasus, dan Gunungkidul 11 kasus.
Dari total kasus tersebut, 24 pasien meninggal dunia. Kabupaten Sleman mencatat angka kematian tertinggi dengan delapan orang, diikuti Kota Yogyakarta tujuh orang, Kulon Progo lima orang, Bantul empat orang, dan Gunungkidul nihil.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Setyo Harini, menyebut lonjakan kasus ini telah mengarah pada indikator Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, penetapan status KLB tidak hanya berdasarkan indikator medis.
“Kalau sesuai kriteria kita, sepanjang kasusnya ada peningkatan terus menerus, itu sebenarnya sudah harus diwaspadai ke arah KLB. Tapi kembali lagi, yang menyatakan KLB itu pimpinan daerah. Itu banyak faktor, dan tidak mudah,” ujarnya kepada Pandangan Jogja, Senin (14/7).

Harini menjelaskan, tingginya kasus di Bantul dipengaruhi oleh karakteristik wilayah seperti area persawahan, saluran irigasi, serta permukiman padat yang berdekatan dengan lahan terbuka. Kondisi ini memudahkan kontak manusia dengan air atau tanah yang terkontaminasi urine tikus.
“Bantul memang ...