ARTICLE AD BOX

Kebanyakan pameran lukisan hanya melibatkan pelukis dewasa dan ditujukan untuk penikmat seni dewasa pula. Namun sebuah pameran lukisan yang sedang berlangsung di Artspace hingga 10 Oktober mendatang melibatkan anak-anak penyandang disabilitas sebagai pesertanya.
Karya-karya yang ditampilkan di pameran bertajuk 'Infinite Color' ini dapat dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Pameran ini menampilkan 42 karya lukis dari 15 seniman cilik penyandang autisme, down syndrome, tuna grahita, dan tuna rungu. Seluruh karya tersebut lahir di bawah bimbingan Hendrik Barata, seorang guru seni sekaligus seniman, yang juga turut menampilkan karya pribadinya dalam pameran ini.
Melalui eksplorasi warna dan bentuk yang bebas dari batasan teknis, Infinite Color menjadi wadah bagi anak-anak istimewa tersebut untuk menyalurkan perasaan, mimpi, dan cara pandang mereka terhadap dunia.

"Pameran ini bukan sekadar ajang seni, tetapi juga ruang inklusi dan pemberdayaan, baik bagi para penyandang disabilitas maupun masyarakat luas yang hadir menyaksikan," ujar Vivin Komalia selaku Ketua Autism Awareness Indonesia (AAI) DPD Jatim kepada Basra, Senin (4/8).
"Kami harap masyarakat bisa lebih terbuka dan berempati, tidak ada label normal atau tidak normal. Kami lebih suka menyebutnya sebagai anak-anak istimewa," imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Hendrik Barata mengungkapkan para peserta bebas mengekspresikan emos...