ARTICLE AD BOX

Hamas membantah pernyataan Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang bilang Hamas bersedia untuk didemiliterisasi. Pernyataan Witkoff itu disampaikan saat bertemu keluarga tawanan Hamas di Israel.
Dikutip dari Al Jazeera, Hamas mengatakan memilik hak nasional dan hukum untuk menghadapi pendudukan Israel di wilayah Palestina.
"Perlawanan dan persenjataannya adalah hak nasional dan hukum selama pendudukan [Israel] masih berlanjut," demikian keterangan Hamas, dikutip Minggu (3/8).
Menurut Hamas hak tersebut tidak dapat dilepaskan sampai hak-hak nasional mereka dipulihkan sepenuhnya.
"Terutama di antaranya pembentukan negara Palestina yang sepenuhnya berdaulat dan merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya," tutur Hamas.
Witkoff bertemu dengan keluarga warga Israel yang disandera Hamas di Tel Aviv pada hari Sabtu (2/8) waktu setempat, sehari setelah ia mengunjungi lokasi distribusi bantuan yang dikelola Gaza Humanitarian Foundation (GHF) di Gaza.
Kunjungan Witkoff dikecam Hamas. Mereka menilai itu sebagai pertunjukan sandiwara yang bertujuan menyesatkan publik tentang situasi di daerah kantong tersebut. Sebab blokade Israel telah memicu krisis kelaparan dan memicu kecaman global.
PBB juga melaporkan lebih dari 1.300 warga Palestina tewas saat mencoba mendapatkan makanan di lokasi-lokasi yang dikelola GHF sejak kelompok tersebut mulai beroperasi di wilayah Palestina yang dibombardir pada bulan Mei.