ARTICLE AD BOX

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyebut perbankan belum terdampak kebijakan tarif resiprokal 19 persen dari Amerika Serikat (AS). Dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump itu terutama terhadap penyaluran kredit sektor manufaktur, masih tergolong ringan.
Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, menuturkan aktivitas pembiayaan dari sektor perbankan, termasuk BCA, belum mengalami tekanan yang signifikan akibat jumlah tarif tersebut.
“Untuk mengenai tarif resiprokal dari Amerika, so far dampaknya ke kredit manufacturing kita lihat minimal ya,” ujar Hendra dalam konferensi pers yang dihadapkan secara virtual, Rabu (30/7).
Meski demikian, ia menegaskan bahwa pihak perbankan tetap mencermati secara saksama perkembangan di sektor industri. Hingga saat ini, belum terlihat adanya perlambatan besar dalam permintaan kredit dari pelaku usaha manufaktur.
“Tapi kita lihat, kita tunggu. Bulan Agustus ini (diprediksi) sangat kritikal,” tambahnya.
Hendra juga mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir, pihaknya intens berkomunikasi dengan nasabah korporasi yang bergerak di bidang ekspor dan impor. Dari pertemuan tersebut, BCA dapat memahami lebih baik tantangan yang dihadapi pelaku usaha sekaligus menyusun langkah strategis yang diperlukan.
“Belakangan ini saya sering ketemu banyak nasabah-nasabah BCA yang juga melakukan impor dan ekspor. Ini memang kita akan mengamati perkembangan ini dengan saksama. Dan kita akan lihat apa yang kita bisa bantu untuk membantu nasabah-nasabah kita (dalam menghadapi tarif Trump),” tutur Hendra.
Sebelumnya, Trump mengatakan AS telah mencapai kesepakatan dengan Indonesia. Dalam kesepakatan itu, barang dari Indonesia dikenai tarif sebesar 19 persen, sementara...