ARTICLE AD BOX

Bank Dunia resmi memperbarui garis kemiskinan global tahun ini. Dalam laman resminya, lembaga tersebut menegaskan pentingnya pembaruan ini untuk memastikan pengukuran kemiskinan tetap mencerminkan kondisi global terkini. Langkah ini membuat sebagian besar negara, termasuk Indonesia, melihat lonjakan signifikan dalam angka kemiskinan berdasarkan standar internasional.
Tiga garis kemiskinan internasional yang kini digunakan masing-masing mencerminkan standar hidup di negara berpendapatan rendah, menengah ke bawah (LMIC), dan menengah ke atas (UMIC). Untuk Indonesia, hasilnya mencolok, sebanyak 5,4 persen penduduk tergolong miskin secara ekstrem (berdasarkan standar negara berpendapatan rendah), 19,9 persen tergolong miskin menurut standar LMIC, dan 68,3 persen menurut garis UMIC.
Namun, angka-angka ini tidak berarti bahwa kemiskinan di Indonesia memburuk. Angka yang tampak lebih tinggi tersebut justru mencerminkan ambang batas yang juga meningkat secara global, seiring dengan meningkatnya standar hidup minimum yang diterapkan banyak negara.
Di tengah kompleksitas standar dan garis kemiskinan ini, Bank Dunia menekankan, garis kemiskinan nasional Indonesia yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) tetap menjadi tolok ukur paling relevan untuk perumusan kebijakan dalam negeri.
“Untuk pertanyaan-pertanyaan mengenai kebijakan nasional di Indonesia, garis kemiskinan nasional dan statistik kemiskinan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah yang paling tepat sebagai tolok ukur,” tulis B...