Bagaimana Nasib Palestina usai Parlemen Israel Sepakat Aneksasi Tepi Barat?

3 hari yang lalu 5
ARTICLE AD BOX
Tentara Israel melakukan penjagaan di sepanjang jalan di kota Huwara dekat Nablus di Tepi Barat, Senin (27/2/2023). Foto: Ronaldo Schemidt/AFPTentara Israel melakukan penjagaan di sepanjang jalan di kota Huwara dekat Nablus di Tepi Barat, Senin (27/2/2023). Foto: Ronaldo Schemidt/AFP

Mayoritas anggota parlemen Israel, Knesset, menyetujui aneksasi Tepi Barat di wilayah Palestina. Hasil pemungutan suara adalah 71 mendukung hanya 13 menolak.

Mayoritas anggota Knesset menyerukan penerapan kedaulatan Israel atas Yudea, Samaria, dan Lembah Yordan -- istilah Israel untuk Tepi Barat.

Meski mosi yang diajukan oleh koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu hanya bersifat deklaratif dan tidak memiliki implikasi hukum langsung, dinilai akan mempersulit terwujudnya negara Palestina di masa depan.

Dikutip dari Al Jazeera, Kamis (25/7), rencana aneksasi jadi sinyal sulit menciptakan negara Palestina yang layak, yang dinilai oleh dunia internasional sebagai cara yang paling realistis untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Ada sekitar 3 juta warga Palestina dan lebih dari 500 ribu pemukim Israel yang saat ini tinggal di Tepi Barat. Warga Palestina di Tepi Barat juga sering mengalami kekerasan yang dilakukan tidak hanya oleh aparat keamanan, tapi juga dari pemukim Israel.

Terkini, pasukan Israel membunuh dua remaja Palestina di kota al-Khader di Betlehem selatan, Tepi Barat. Kantor berita Wafa mengungkapkan, remaja yang diidentifikasi bernama Ahmad Ali Asaad Ashira al-Salah (15) dan Muhammad Khaled Alian Issa (17) dibunuh ketika pasukan Israel menangkap setidaknya 25 warga Palestina dalam penggerebekan yang terjadi di sepanjang Tepi Barat.

Rinciannya ada 10 warga Palestina yang ditangkap di Beit Ummar, dua ditangkap di Idhna, tiga ditangkap Dura al-Qari, satu di Ramal...

Baca Selengkapnya