ARTICLE AD BOX

Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) merespons rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait pemberian insentif baru bagi perusahaan yang ingin menerbitkan obligasi berkelanjutan (sustainability bond).
Kebijakan ini dinilai BEI sebagai langkah untuk memperluas pasar keuangan berwawasan lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) di Indonesia.
Selama ini, insentif hanya berlaku untuk green bond sesuai ketentuan Pasal 17 (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 60/POJK.04/2017.
Green bond merupakan instrumen utang yang hasilnya digunakan khusus untuk proyek-proyek ramah lingkungan. Namun, dengan perluasan ke sustainability bond, cakupan pembiayaan tidak hanya mencakup lingkungan, tetapi juga aspek sosial dan tata kelola yang baik.
Direktur AEI Gilman Pradana Nugraha menyambut baik langkah BEI. Menurutnya, kebijakan ini bisa memberikan pemahaman lebih luas terkait tantangan keberlanjutan.
“AEI pada dasarnya menyambut baik inisiatif BEI untuk memperluas insentif dari green bond ke sustainability bond secara umum. Langkah kebijakan ini bisa memberikan pemahaman jika tantangan keberlanjutan tidak hanya terbatas pada isu lingkungan, tetapi juga mencakup aspek tata kelola (governance) dan sosial,” kata Gilman kepada kumparan, Rabu (12/6).
Kata Gilman, dengan insentif yang lebih luas, emiten-emitan akan memiliki lebih banyak ruang untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan sec...