Ada 7 Kasus Meninggal karena Leptospirosis di Kota Yogya, Akankah KLB?

5 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 Adao/ShutterstockIlustrasi bakteri Leptospira, penyebab penyakit Leptospirosis atau kencing tikus. Foto: Adao/Shutterstock

Kasus leptospirosis -bakteri menyebar melalui air seni tikus yang terinfeksi- terjadi di Kota Yogyakarta. Tercatat ada 21 kasus dengan 7 di antaranya meninggal dunia sepanjang 2025 ini.

Soal apakah Pemkot Yogya akan menerapkan kasus ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengaku akan membahas terlebih dahulu dengan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

"Karena ada rumusannya untuk menetapkan KLB atau tidak KLB. Itu ada rumusnya," kata Hasto kepada wartawan di Balai Kota Yogyakarta, Senin (28/7).

Hasto berpesan kepada masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan untuk mencegah leptospirosis. Khususnya bagi masyarakat yang tinggal di tepi-tepi sungai.

"Harapan saya jaga kebersihan lingkungan, sampah, terutama yang tinggal di tepi-tepi sungai perlu betul-betul perhatian," jelasnya.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Rabu (9/4/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparanWali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Rabu (9/4/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Pemkot Yogya akan memetakan kasus ini untuk membaca di kawasan-kawasan seperti apa leptospirosis ini terjadi.

"Akan bisa dibaca sebetulnya tren di wilayah area seperti apa. Itu yang akan dipetakan," bebernya.

Selain itu, penting juga masyarakat untuk mengenali secara dini gejala-gejala leptospirosis.

"Gejala dini yang harus kita kenali," katanya.

Gejalanya

Kabid Pencegahan, Pengendalian Penyakit, Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Dinkes Kota Yogyakarta Lana Unwanah menyam...

Baca Selengkapnya