ARTICLE AD BOX

Perjuangan rakyat Indonesia dalam mengusir penjajah tidak terlepas dari keberadaan bambu runcing sebagai senjata. Di Surabaya terdapat Monumen Bambu Runcing. Berada di jantung kota, monumen ini menjadi simbol keberanian arek-arek Suroboyo melawan para penjajah.
Menyambut perayaan HUT Kemerdekaan ke 80 Republik Indonesia, Hotel Ciputra World Surabaya menghadirkan replika Monumen Bambu Runcing. Uniknya, replika monumen yang dipajang di lobi hotel ini berbahan cokelat secara keseluruhan.
"Bahannya full cokelat, chocolate compound," ujar Pastry Chef Hotel Ciputra World Surabaya M. Ferdiyanzah, kepada Basra, Kamis (14/8).
Pria yang kerap disapa Ferdi ini melanjutkan, untuk membuat replika bambu runcing agar menyerupai bentuk aslinya, ia lebih dulu melakukan observasi ke Monumen Bambu Runcing yang berada di jalan Panglima Sudirman.
Setelahnya Ferdi dan tim mulai menyusun perencanaan pembuatan replika monumen berbahan cokelat itu. Total keseluruhan waktu yang dibutuhkan Ferdi dan tim adalah 1 bulan.
"Mulai dari persiapannya sekitar 1 bulan, tapi proses pengerjaan di lokasi (lobi) sekitar 4 hari," kata Ferdi.
Menurut Ferdi, replika monumen ini dibuat karena bambu runcing adalah simbol senjata tradisional Indonesia yang membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
Seperti aslinya, replika ini berwarna kuning keemasan yang dibuat dari pewarna makanan, dan terdiri dari 5 bambu runcing yang tegak berdiri. Total 20 kilogram cokelat digunakan untuk membuat miniatur monumen yang memiliki tinggi sekitar 12 meter dan lebar 2 meter itu.