ARTICLE AD BOX

MANADO - Para nelayan asal Pulau Gangga, Talise maupun Mantehage, Minahasa Utara (Minut), kini menjadi sorotan usai mereka menjadi penolong pertama para korban peristiwa kapal penumpang KM Barcelona VA yang terbakar pada Minggu (20/7).
Bermodalkan perahu yang biasa digunakan untuk melaut, para nelayan tak peduli harus bolak-balik mengangkat penumpang dari dalam air, lalu membawa mereka ke daratan. Aksi mereka ini membuat para penumpang tak segan menyebutnya sebagai pahlawan.
Namun demikian, ada cerita sedih di balik kehidupan para nelayan ini. Itu karena ternyata mereka belum menikmati akses listrik 24 jam. Mereka hanya bisa menikmati listrik selama enam hingga 12 jam saja sehari.
Kondisi ini rupanya sudah terjadi sejak lama, dan sampai kini belum bisa teratasi. Warga di tiga pulau itu, tidak bisa menikmati listrik penuh 24 jam.
Hal ini sontak membuat banyak warga yang meminta agar pemerintah dan PLN bisa mencarikan solusi menyediakan listrik 24 jam ke daerah itu. Warga menyebut jika pemenuhan listrik 24 jam bisa menjadi bentuk penghargaan untuk aksi para nelayan menolong korban KM Barcelona.
"Sebenarnya bukan soal penghargaan tapi memang hak mereka. Jadi, pas ada momen ini, sebaiknya listrik di daerah para nelayan yang menolong lakukan evakuasi harus diperhatikan," ujar sejumlah warga.
Senada disampaikan anggota DPRD Sulawesi Utara, Amir Liputo. Menurutnya, dengan terselesaikan persoalan kelistrikan di tiga pulau itu, maka hal tersebut akan menjadi bentuk nyata dan hadiah terindah Pemerinta...