ARTICLE AD BOX

SANGIHE - Jelang pelaksanaan prosesi Seke Maneke atau tradisi penangkapan ikan secara tradisional, warga di Desa Para Lelle, Kecamatan Tatoareng, Kabupaten Kepulauan Sangihe terus mematangkan persiapan.
Elengkey Nesar, Kepala Desa Para Lelle, mengungkapkan salah satu persiapan yang difokuskan oleh warga adalah menyediakan kapal dan beberapa detail lain untuk kegiatan penangkapan ikan.
“Setelah perahu disiapkan, selanjutnya kami akan mulai menyiapkan untuk pengadaan dan penganyaman janur untuk kegiatan Seke Meneke,” tutur Nesar.
Menuru Nesar, Seke Maneke bukan hanya sekadar kegiatan menangkap ikan semata, melainkan bentuk kepedulian warga dalam menjaga warisan budaya yang sudah ada sejak dulu.
Apalagi menurutnya, tradisi ini sempat ditinggalkan, dan baru kembali digelar pada tahun 2024 kemarin, sehingga pelaksanaannya di tahun ini akan menjadi penanda konsisten warga dalam menjaga tradisi suku Sangihe.
“Tahun lalu, kita bisa tangkap sampai 4.000 ekor ikan, kalau tahun ini dengan kolaborasi dengan Wildlife Conservation Society (WCS), kita berharap bisa lebih banyak,” kata Nesar.
Tradisi Seke Maneke sendiri adalah tradisi menangkap ikan menggunakan alat-alat tradisional. Tradisi ini menjadi cerminan dari cara hidup yang menghargai alam dan keberlanjutan dengan kearifan lokal yang tinggi.