ARTICLE AD BOX

Konsumsi untuk jemaah haji Indonesia pasca puncak haji atau Armuzna menjadi sorotan Tim Pengawas Haji DPR RI. Anggota Timwas Haji, Satori, mengungkapkan ada dua dari 15 dapur yang gagal mendistribusikan makanan sesuai standar.
"Yang makanan ini, saya lihat BPKH Limited bekerja sama dengan 15 dapur. Namun dari 15 dapur ini, ada dua dapur yang gagal mengirim. Sehingga, dari target 20.000 paket makanan, hanya 10.000 yang berhasil diproduksi," ungkap Satori di Makkah, Arab Saudi, Selasa (10/6).
Menurutnya, kegagalan tersebut berimbas langsung pada pelayanan konsumsi jemaah yang semestinya tidak boleh terjadi. "Kalau separuh dari kebutuhan makanan tidak tersedia, maka harus ada konsekuensi. Ini menyangkut hak dasar jemaah," tegas legislator dari Fraksi Partai NasDem itu.

Satori mendorong agar pihak penyelenggara segera menindaklanjuti dengan memberikan pengembalian atau kompensasi yang layak kepada jemaah. “Kalau kenyataannya konsumsi katering tidak diterima jemaah, otomatis harus ada konsekuensi dong. Ya, tentunya bisa berupa pengembalian, atau penggantian agar jemaah bisa membeli makanan dari luar,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengusulkan agar proses pengembalian dilakukan secara kolektif melalui struktur yang telah ada di lapangan. “Teknis pengembalian bisa lewat kepala sektor, ketua kloter, ketua KBIHU, atau karom ...