Sulawesi Utara Alami Deflasi 0,79 Persen di Mei 2025, Cabai Rawit Jadi Pemicu

3 minggu yang lalu 12
ARTICLE AD BOX
Ilustrasi bumbu dapur, cabai merah, bawang merah dan bawang putih.Ilustrasi bumbu dapur, cabai merah, bawang merah dan bawang putih.

MANADO - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami deflasi 0,79 persen pada bulan Mei 2025 atau secara month to month (m-to-m). Deflasi terjadi setelah dua bulan sebelumnya, Sulut selalu alami inflasi.

Cabai rawit menjadi komoditas yang memberikan andil terbesar hingga terjadinya deflasi, dengan andil sebesar -0,42 persen. Selain itu, komoditas ikan seperti ikan Tude (-0,15), ikan Malalugis (-0,09) dan ikan Cakalang (-0,08) ditambah bawang merah (-0,10), masuk sebagai komoditas penahan laju inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulut, Aidil Adha, menjelaskan jika dilihat per Kabupaten dan Kota, tingkat deflasi secara m-to-m terdalam terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan yakni sebesar -1,32 persen.

Kemudian ada Kota Manado sebesar -0,77 persen, Kabupaten Minahasa Utara -0,73 persen, serta Kota Kotamobagu -0,33 persen.

"Untuk andil komoditas utama, cabai rawit merupakan yang paling besar andil penahan laju inflasi, sementara beras adalah komoditas pendorong inflasi," kata Aidil.

Sementara itu, jika dilihat secara Year on Year (Y-on-Y) atau antara bulan Mei 2025 dengan Mei 2024, Sulut justru terjadi inflasi sebesar 1,53 persen.

Menurut Aidil, emas menjadi komoditas pendorong laju inflasi Y-on-Y, di mana andilnya sebesar 0,35 persen. Lalu komoditas bahan dapur juga menjadi pendorong laju inflasi yakni, tomat 0,29 persen, cabai rawit 0,19 persen dan cabai merah atau keriting 0,14 persen.

"Untuk yang...

Baca Selengkapnya