ARTICLE AD BOX

HiPontianak - Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Sintang, Maryadi mengatakan bahwa naiknya angka stunting Sintang 6,2 persen bukan berarti sebelumnya tidak bekerja.
“Naiknya angka stunting menjadi 31 persen, bukan berarti kita tidak bekerja pada tahun sebelumnya. Saya tahu semua anggota tim sudah bekerja dengan baik,” tegas Maryadi.
Hal itu disampaikan Maryadi saat Rakor Tim Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting (TP3S) Kabupaten Sintang tahun 2025, kemarin.
Ia mengungkapkan, berdasarkan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat, maka angka stunting Sintang menurun sampai 2 persen. Namun, menurut Survei Status Gizi Indonesia, angka stunting Sintang itu naik turun.
“Pernah terendah di Kalbar, namun tahun 2024 malah naik menjadi 31 persen. Namun, yang logis sebenarnya, jika naik turunnya sekitar 2 persen” beber Maryadi.
Maryadi menyampaikan ada perubahan yang dilakukan oleh pemerintah pusat yang awalnya wajib menentukan desa lokus penurunan stunting, berubah menjadi semua desa dijadikan lokus.
“Aksi konvergensi juga diubah oleh pemerintah pusat. Dari 8 aksi konvergensi dengan 64 indikator diubah menjadi 4 aksi utama dan 2 aksi pendukung dengan 31 indikator. Maka kita melaksanakan rakor ini untuk menyatukan langkah semua pihak untuk bekerja sama menurunkan stunting,” terang Maryadi