ARTICLE AD BOX

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan aktivitas manufaktur global tengah mengalami pelemahan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dan perang tarif yang melibatkan sejumlah negara besar. Kondisi ini bisa berdampak langsung pada kinerja sektor industri dalam negeri.
"Aktivitas manufaktur di dunia memang mengalami pelemahan, kontraksi, itu juga nanti dirasakan di Indonesia," ujar Sri Mulyani saat rapat kerja Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (3/7) dikutip Jumat (4/7).
Sri Mulyani menyoroti eskalasi konflik global, termasuk perang Israel-Iran yang turut menyeret keterlibatan Amerika Serikat (AS). Katanya, kondisi ini memperburuk ketidakpastian global dan berdampak pada kinerja sektor industri, baik dari sisi perdagangan maupun investasi.
"Perdagangan dan investasi global diproyeksikan akan semakin melemah, kita lihat trennya semakin melemah," jelasnya.
Pelemahan ini terlihat dari tren Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur global yang terus mengalami kontraksi. Per Mei 2025, PMI manufaktur dunia telah berada di bawah level netral 50 dan terus merosot hingga Juni. Indonesia sendiri mencatat penurunan PMI manufaktur dari 47,4 pada Mei menjadi 46,9 pada Juni 2025.
