Serangan AS ke Iran Bisa Bikin APBN Jebol karena Harga Minyak Melonjak

3 hari yang lalu 4
ARTICLE AD BOX
Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, Sabtu (21/6/2025). Foto: Carlos Barria/REUTERSPresiden AS Donald Trump menyampaikan pidato di Gedung Putih di Washington, D.C., AS, setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, Sabtu (21/6/2025). Foto: Carlos Barria/REUTERS

Serangan militer Amerika Serikat ke fasilitas nuklir Iran memicu kekhawatiran serius terhadap stabilitas fiskal Indonesia. Lonjakan harga minyak mentah dunia sebagai imbas dari konflik ini berisiko mengoyak Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yang disusun dengan asumsi harga minyak Indonesia (ICP) hanya sebesar USD 82 per barel.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan jika konflik terus memanas, harga minyak bisa menembus USD 100 per barel. Bahkan berisiko mencapai USD 130 apabila Iran memutuskan menutup Selat Hormuz yakni jalur strategis yang mengalirkan sekitar 20 persen pasokan minyak global.

Alhasil, dampaknya ke APBN bisa sangat signifikan. Josua menyebut, setiap kenaikan USD 1 di atas asumsi APBN 2025 diperkirakan menambah beban belanja negara hingga Rp 10 triliun, sementara tambahan penerimaan dari sektor migas hanya sekitar Rp 3 triliun. Artinya, untuk setiap USD 1 kenaikan harga minyak, defisit anggaran melebar Rp 7 triliun. Jika harga menyentuh USD 130, total pelebaran defisit bisa mencapai lebih dari Rp 330 triliun dari baseline.

Defisit anggaran akan memburuk sekitar Rp 7 triliun untuk setiap kenaikan USD 1 di atas asumsi APBN,” kata Josua kepada kumparan, Minggu (22/6).
Baca Selengkapnya