RI Kena Tarif Trump 19%, Investasi Manufaktur-Properti Diproyeksi Masih On Track

1 jam yang lalu 3
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi pabrik tekstil. Foto: Shutterstock

Pengenaan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sempat memperlambat arus Penanaman Modal Asing Langsung (FDI) ke Indonesia. Namun, investasi asing di sektor manufaktur hingga properti diproyeksi masih tetap tumbuh di tahun ini.

Country Head dan Head of Logistics & Industrial JLL Indonesia, Farazia Basarah, mengungkapkan sebagian besar FDI saat ini berasal dari Singapura, Hong Kong, dan China. Ia menyebut tarif awal 32 persen sempat membuat investor menahan langkah, sebelum akhirnya diturunkan menjadi 19 persen.

“Sempat pada saat tarif Trump pertama kali diumumkan 32 persen, itu memang terdapat slowing down. Slowing down itu lebih put on hold, jadi wait and see bagaimana efeknya terhadap global strategi realistis mereka,” ucap Farazia dalam Media Briefing di Kantor JLL Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (13/8).

Namun, setelah Trump menurunkan tarif menjadi 19 persen, Farazia menyatakan jumlah permintaan informasi dari investor meningkat. Mereka langsung melakukan kunjungan lokasi ke pabrik Indonesia dan menyiapkan rencana aksi untuk langkah selanjutnya. Aktivitas investor pun dinilai tetap tinggi.

“Jadi sebenarnya masih on track untuk foreign direct investment, walaupun ada perlambatan mungkin karena efek Trump di 32 persen tersebut sebelum 19 persen,” tambah Farazia.

Ia juga menjelaskan bahwa sektor yang mendapat FDI tidak hanya terbatas pada manufaktur dan properti, tetapi juga mencakup otomotif, makanan dan minuman, kesehatan, tekstil, ser...

Baca Selengkapnya