Ramai Konten Anomali 'Tung Tung Sahur', Begini Dampaknya ke Otak menurut BRIN

6 jam yang lalu 1
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi otak anak. Foto: Shutterstock

Anak zaman sekarang punya tontonan yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Di layar ponsel mereka, video seperti "Tung tung sahur", "Balerina Cappuccino", "Tralarelo tralala", atau klip absurd dengan suara aneh dan visual tak karuan, diputar berulang-ulang, hingga tak jarang orang tua pun hafal nama-nama konten absurd tersebut.

Awalnya lucu, aneh, dan bikin penasaran. Namun, setelah ditonton terus-menerus, banyak yang mulai bertanya, apakah tontonan seperti ini benar-benar aman untuk anak?

Fenomena ini disebut dengan konten anomali, jenis konten yang tidak punya alur cerita jelas, terlalu cepat, dan sering kali disusun dari potongan-potongan video acak dengan efek suara berlebihan. Karakter absurd yang disuguhkan biasanya hadir dalam bentuk gabungan hewan, manusia, atau benda yang dibuat lewat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Konten semacam ini menjamur dengan bebas di TikTok dan YouTube Shorts, bisa diakses kapan saja. Meski terdengar seperti lelucon internet dan seru, konten singkat, repetitif, dan minim nilai ini ternyata dapat berdampak buruk pada perkembangan psikologis. Ini dapat membuat otak enggak fokus dan gampang lelah. Peneliti menyebutnya sebagai brain rot.

Brain rot adalah kondisi saat otak mengalami penurunan fungsi kognitif dan intelektual akibat konsumsi berlebih konten digital yang kurang berkualitas dan berulang-ulang.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Henry David Thoreau pada 1854. Namun saat itu belum dikaitkan dengan kont...

Baca Selengkapnya