ARTICLE AD BOX

PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) Nonpetikemas berkomitmen untuk mendukung program pemerintah dalam hilirisasi bauksit menjadi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, melalui Terminal Kijing.
Direktur Utama PTP Nonpetikemas Indra Hidayat Sani menjelaskan, Terminal Kijing menjadi tempat untuk bongkar muat batu bara, bauksit hingga kaustik soda. Selain itu, terminal itu nantinya juga akan jadi tempat Indonesia mengekspor alumina.
Menurut dia ini merupakan jalan untuk PTP Nonpetikemas sebagai bagian dari Pelindo Group dalam mendukung hilirisasi bauksit menjadi alumina. Padahal sebelumnya Indonesia mengandalkan alumina impor dari Australia ataupun Vietnam.
“Nah ke depannya nanti ya, dari MIND ID akan mengekspor (bauksit), selamanya ini impor, nanti mereka akan juga ekspor ke negara-negara yang membutuhkan alumina untuk dijadikan aluminium. Menjadi salah satu kebanggaan Pelindo, bisa berkontribusi kepada Indonesia,” kata Indra di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (⅛).
Dari sisi fasilitas, Terminal Kijing diklaim bisa membantu pengiriman segala jenis bahan baku industri yang diproduksi di Kalimantan Barat dengan panjang dermaga sekitar 1,7 km.
Dengan panjang dermaga itu, Terminal Kijing bisa melayani sebanyak 15 kapal sekaligus, termasuk kapal-kapal besar hingga 100.000 DWT. Terminal ini juga melayani berbagai pengiriman petikemas maupun nonpetikemas.
Proyek Smelter Grade Alumina (SGAR) yang di Mempawah, Kalimantan Barat merupakan proyek alumina raksasa dengan kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun.