ARTICLE AD BOX

Produsen sepatu asal Amerika Serikat, Nike, akan mengurangi ketergantungan produksi di China. Kabar ini menjadi salah satu berita paling banyak dibaca sepanjang Jumat (27/6).
Tak hanya itu, ada juga kabar tentang Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan pemerintah tetap menjaga disiplin fiskal dengan mempertahankan postur defisit APBN sebesar 2,53 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Berikut rangkuman berita populer di kumparanBisnis:
Nike Kurangi Produksi di China
Presiden AS Donald Trump sebelumnya memberlakukan tarif besar-besaran terhadap sejumlah negara, termasuk China. Dengan adanya tarif, Nike memprediksi akan terdapat penurunan pendapatan pada kuartal pertama karena Nike perlu menambah beban keuangan hingga USD 1 miliar.
Dikutip dari Reuters pada Jumat (27/6), Chief Financial Officer Nike, Matthew Friend, menyebut saat ini sekitar 16 persen sepatu Nike yang diimpor ke AS berasal dari China yang merupakan target utama AS dalam kenaikan tarif. Matthew ingin memindahkan sebagian produksi Nike dari China ke negara lain.
“Kami akan mengoptimalkan distribusi sumber produksi dan mengalokasikan ulang produksi ke berbagai negara untuk mengatasi beban biaya baru di pasar AS,” kata Matthew.
Selain mengalihkan sebagian produksinya dari China, salah satu cara Nike untuk mengurangi beban biaya adalah menaikkan harga sejumlah produknya di pasar AS. Meski demikian langkah ini masih di...