Polling: Seberapa Yakin Kamu Bisa Membedakan Konten AI di Media Sosial?

3 minggu yang lalu 11
ARTICLE AD BOX
 ShutterstockIlustrasi deepfake. Foto: Shutterstock

Akhir-akhir ini, sering ditemukan konten buatan Artificial Intelligence (AI) di media sosial yang dapat memicu disinformasi. Terlebih lagi hadirnya teknologi AI deepfake yang memungkinkan pemalsuan sebuah video atau foto. Keberadaan deepfake membuat batas antara yang nyata dan yang palsu semakin kabur.

Video seseorang yang berbicara di depan kamera tak lagi bisa dijadikan jaminan kebenaran karena teknologi deepfake memungkinkan wajah, suara, dan ekspresi seseorang dipalsukan dengan sangat meyakinkan.

Barang bukti ditunjukkan pada konferensi pers pengungkapan penipuan dengan deepfake AI yang mengatasnamakan pejabat negara oleh Dittipidsiber Bareskrim Polri pada Kamis (23/1/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanBarang bukti ditunjukkan pada konferensi pers pengungkapan penipuan dengan deepfake AI yang mengatasnamakan pejabat negara oleh Dittipidsiber Bareskrim Polri pada Kamis (23/1/2025). Foto: Abid Raihan/kumparan

Deepfake layaknya pedang bermata dua. Di satu sisi, ia menawarkan inovasi dan manfaat melalui kecanggihan artificial intelligence (AI), membuka peluang besar dalam berbagai bidang seperti hiburan, pendidikan, dan riset. Namun, di sisi lain, deepfake juga membawa risiko dan ancaman yang dapat mengaburkan realitas, termasuk pencemaran nama baik.

Selain deepfake, AI generative seperti ChatGPT maupun Gemini juga dapat melakukan generate gambar maupun video. Misalnya, pengguna d...

Baca Selengkapnya