ARTICLE AD BOX

Performa penjualan mobil listrik yang tengah berkembang di China ternyata tidak selamanya berarti bagus. BYD salah satu pemain terbesar di sana justru harus mengalami anjloknya nilai saham mereka akibat perang harga.
Dilansir Strait Times, BYD sedang mendulang penjualan tertinggi selama periode 2025 berkat korting harga yang dilancarkan pabrikan. Bulan Mei misalnya, total kendaraan yang berhasil terjual mencapai 382.476 unit, 376.930 unit di antaranya berupa mobil penumpang.
Kendati itu merupakan capaian tertinggi selama tahun ini, namun pertumbuhan dari tahun ke tahun sebesar 15 persen justru yang paling lambat sejak Agustus 2020 lalu. Kecuali selama Februari 2024 karena alasan libur Tahun Baru Imlek.
Kinerja penjualan yang terlihat positif itu nyatanya tak mencerminkan nilai saham yang baik. Di Hong Kong, saham BYD turun hampir 5 persen sejak 2 Juni kemarin, ini lanjutan dari penurunan 15 persen yang sudah terjadi minggu lalu.

Setelah serangkaian laporan selama akhir pekan mengindikasikan perang harga yang panjang di industri itu telah menarik perhatian pemerintah. Media corong pemerintah China, People's Daily mengkritik persaingan tidak sehat dan dampak perang harga.
Fenomena ini dinilai akan berdampak ser...