Pengusaha Tekstil Buka Suara soal AS Tetapkan Tarif Jadi 19 Persen ke Indonesia

11 jam yang lalu 4
ARTICLE AD BOX
Mesin tekstil dan garmen yang ditampilkan dalam pameran Indo Intertex ke-20 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTOMesin tekstil dan garmen yang ditampilkan dalam pameran Indo Intertex ke-20 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO

Asosiasi Produsen Serat & Benang Filamen Indonesia (APSyFI) buka suara soal keputusan Presiden AS Donald Trump yang akhirnya menurunkan tarif resiprokal untuk Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.

Sekretaris Jenderal APSyFI, Farhan Aqil Syauqi, mengatakan turunnya tarif ini akan berdampak positif pada industri benang dan kain di Indonesia. Sebab pelaku industri benang dan kain biasanya mengimpor kapas dari AS.

Meski demikian, dia tetap berharap proses negosiasi masih dilakukan lagi, utamanya agar tarif impor dari AS ke Indonesia tidak 0 persen.

“Masih positif. Tapi kalau ada kesempatan untuk negosiasi lagi, akan lebih baik jika balance antara AS dan Indonesia supaya kita juga dapat manfaatnya untuk penerimaan negara,” kata Farhan kepada kumparan, Kamis (17/7).

Menurut dia, yang saat ini harus menjadi catatan juga adalah terkait tarif 0 persen atas barang impor dari AS yang merupakan bagian negosiasi harus menjadi catatan.

 Kementerian Koperasi dan UKMKondisi pabrik tekstil di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Foto: Kementerian Koperasi dan UKM

Pemerintah, kata dia, harus melindungi industri benang, kain, dan produk jadi tekstil dalam negeri dengan m...

Baca Selengkapnya